Selasa, 04 Desember 2012

Latar Belakang Terjadinya Perang Dunia II



Keadaan politik internasional menjelang Perang Dunia II menyerupai keadaan tahun 1900-1914 sebelum Perang Dunia I. Ada yang menyatakan bahwa Perang Dunia II merupakan lanjutan Perang Dunia I. Perang Dunia I merupakan balas dendam Perancis terhadap Jerman karena dipermalukan dalam kekalahannya ketika kalah perang tahun 1870-1871. Selain itu dalam masalah industri, Jerman juga bersaing dengan Inggris. Dengan persaingan-persaingan itu maka terbentuklah persekutuan militer (aliansi). Ada dua persekutuan, yakni Triple Alliantie yang kemudian dikenal dengan “Blok Sentral” yang terdiri atas Jerman, Austria dan Italia. Sedangkan Triple Entente yang kemudian disebut “Blok Sekutu” yang terdiri atas Perancis, Inggris, Rusia dan lain-lain. Pada tanggal 1 Agustus 1914 Jerman mengumumkan perang kepada Rusia dan disusul Perancis mengumumkan perang kepada Jerman tanggal 3 Agustus 1914. Kemudian tanggal 4 Agustus Inggris mengumumkan perang kepada Jerman. Selanjutnya berkecamuklah perang yang hamper melibatkan seluruh dunia dikenal dengan Perang Dunia I. Perang ini berakhir dengan kekalahan Jerman yang menyerah pada tanggal 11 November 1918. Sebagai pihak yang kalah, Jerman harus membayar ganti rugi kepada Sekutu dengan dikuatkan dalam Perjanjian Versailles pada tahun 1919. Kekalahan Jerman dengan telak ini memberi kesempatan kepada Adolf Hitler membangkitkan bangsanya untuk melakukan balas dendam kepada Perancis. Adolf Hitler mengembangkan fasisme dan kemudian memulai Perang Dunia II dengan menyerbu Polandia pada tanggal di kota Danzig pada tanggal 1 September 1939. Peristiwa itulah yang menjadi sebab langsung terjadinya Perang Dunia II.

Sebab-Sebab Umum Terjadinya Perang Dunia II

Penyebab umum terjadinya Perang Dunia II sebagai berikut :
a.    Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia.
LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi alat politik Negara-negara besar untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa ketika
negara-negara besar berbuat semaunya, misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap Ethiopia.
b.    Negara - negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataannya.
Dengan kegagalan LBB tersebut, dunia Barat terutama Jerman dan Italia
mencurigai komunisme Rusia, tetapi kemudian Rusia mencurigai fasisme Italia
dan nasional-sosialis Jerman. Oleh karena saling mencurigai akhirnya Negara-negara tersebut memperkuat militer dan pesenjataannya.
c.    Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan).
Kekhawatiran akan adanya perang besar, maka negara-negara mencari kawan
dan muncullah dua blok besar yakni:

1. Blok Fasis terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang
2. Blok Sekutu terdiri atas:
a) Blok demokrasi yaitu Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda.
b) Blok komunis yaitu Rusia,Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia,
Rumania, dan Cekoslovakia.
d.   Adanya pertentangan-pertentangan akibat ekspansi.
Jerman mengumumkan “Lebensraum”nya (Jerman Raya) yang meliputi Eropa Tengah dan Italia menginginkan Italia Irredenta (Italia Raya) yang meliputi seluruh laut Tengah dan Abbesinea, serta Jepang mengumumkan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya. Ini berarti merupakan tantangan terhadap imperialisme Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
e.   Adanya pertentangan faham demokrasi, fasisme dan komunisme.
f.    Adanya politik balas dendam (“Revanche Idea”) Jerman terhadap Perancis,
karena Jerman merasa dihina dengan Perjanjian Versailles.

2. Sebab Khusus Terjadinya Perang Dunia II
 
Di Eropa, sebab khusus terjadinya Perang Dunia II adalah serbuan Jerman ke
Kota Danzig, Polandia pada tanggal 1 September 1939. Polandia merupakan negara di bawah pengawasan Liga Bangsa-Bangsa. Hitler menuntut Danzig karena penduduknya adalah bangsa Jerman, tetapi Polandia menolak tuntutan itu. Pada tanggal 3 September 1939 negara-negara pendukung LBB terutama Inggris dan Perancis mengumumkan perang kepada Jerman, kemudian diikuti sekutu-sekutunya.
erika di Pearl Harbour, Hawai (7 Desember 1941).

Pengertian Negara Maju dan Negara Berkembang


Dalam konteks ekonomi internasional, dikenal dengan istilah “negara maju”
dan “negara berkembang”. Kedua istilah tersebut merupakan penggolongan negaranegara
di dunia berdasarkan kesejahteraan atau kualitas hidup rakyatnya. Negara
maju adalah negara yang rakyatnya memiliki kesejahteraan atau kualitas hidup yang
tinggi. Sedangkan negara berkembang adalah negara yang rakyatnya memiliki tingkat
kesejahteraan atau kualitas hidup taraf sedang atau dalam perkembangan. Negara yang
digolongkan sebagai negara maju terdapat di benua Eropa terutama kawasan Eropa
Barat serta Amerika (Utara) Misalnya Belanda, Perancis, Inggris, Amerika Serikat,
dan lain-lain. Sedangkan yang digolongkan negara berkembang terdapat di Benua
Asia, Afrika, dan Amerika Selatan (Latin). Di kawasan Asia terdapat beberapa negara
maju seperti Jepang, Australia, Korea Selatan dan Selandia Baru.
Tolok ukur atau indikator dalam penggolongan negara sebagai negara maju
atau negara berkembang sebagai berikut.
1. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan indikator terpenting dalam mengukur tingkat
kesejahteraan rakyat suatu negara. Sebuah negara dikatakan makmur apabila rakyatnya
memiliki pendapatan perkapita yang tinggi. Namun demikian, tingginya pendapatan
perkapita bukan penentu kemakmuran suatu negara. Meskipun negara itu pendapatan
perkapitanya tinggi, namun jika terjadi perang saudara di dalam negara tersebut, maka
tidak dapat disebut sebagai negara makmur/sejahtera. Karena dengan adanya
peperangan banyak menimbulkan kematian, penderitaan, dan rasa tidak aman.
2. Jumlah Penduduk Miskin
Tingkat kesejahteraan rakyat suatu negara dapat dilihat dari angka kemiskinan.
Suatu negara dikatakan makmur/sejahtera apabila rakyatnya yang hidup miskin
berjumlah sedikit saja.

Tabel 1.1 Angka Kemiskinan di Beberapa Negara Maju
No
Nama Negara
Jumlah Penduduk Miskin Rata-Rata (%)
Tahun

1.
Belanda
10,5
2005
2.
Perancis
6,2
2004
3.
Inggris
14
2006
4.
Amerika Serikat
12
2004
5.
Korea Selatan
15
2003
                                                 Sumber: en.wikipedia.org

Tabel 1.2 Angka Kemiskinan di Beberapa Negara Berkembang

No
Nama Negara
Jumlah Penduduk Miskin Rata-Rata (%)
Tahun

1.
Argentina
23
2007
2.
Filipina
36
2006
3.
India
80
2004
4.
Malaysia
15
2003
5.
Mesir
16
2005
Sumber: en.wikipedia.org

3. Tingkat Pengangguran
Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang
adalah tingkat pengangguran. Di negara maju umumnya tingkat penganggurannya
rendah. Sebaliknya di negara berkembang biasanya tingkat penganggurannya tinggi.

Tabel 1.3 Angka Pengangguran di Beberapa Negara Maju

No
Nama Negara
Jumlah Pengangguran Rata-Rata (%)
Tahun

1.
Belanda
3,20
2007
2.
Australia
4,70
2007
3.
Inggris
5,30
2007
4.
Amerika Serikat
5,50
2007
5.
Korea Selatan
2,90
2007

Tabel 1.4 Angka Pengangguran di Bebearapa Negara Berkembang
No
Nama Negara
Jumlah Pengangguran Rata-Rata (%)
Tahun

1.
Argentina
7,50
2007
2.
Filipina
7,90
2007
3.
India
7,20
2007
4.
Malaysia
3,10
2007
5.
Mesir
10,10
2007

4. Angka Kematian Bayi dan Ibu Melahirkan

Salah satu ciri yang membedakan antara negara maju dan negara berkembang
adalah angka kematian bayi dan ibu melahirkan. Di negara maju umumnya angka
kematian bayi dan ibu melahirkan rendah. Hal ini disebabkan penduduk mampu
membeli makanan yang bergizi, mampu membeli pelayanan kesehatan dan obatobatan
yang memadai. Sebaliknya di negara berkembang angka kematian bayi dan
ibu melahirkan relatif tinggi. Hal ini disebabkan penduduk tidak mampu membeli
makanan yang bergizi, tidak mampu membeli pelayanan kesehatan dan obat-obatan
yang memadai, karena pendapatannya rendah.

5. Angka Melek Huruf
Angka melek huruf menunjukkan jumlah penduduk yang dapat membaca dan
menulis. Suatu negara dikatakan maju apabila angka melek hurufnya tinggi atau
angka buta hurufnya rendah.
Tabel 1.5 Data Melek Huruf di Beberapa Negara Maju

No
Nama Negara
Tingkat Melek Huruf (%)
1.
Belanda
99,9
2.
Perancis
99,9
3.
Inggris
99,9
4.
Amerika Serikat
97,0
5.
Korea Selatan
97,9
Sumber: PBB (UNDP) 2006

Tabel 1.6 Data Melek Huruf di Beberapa Negara Berkembang
No
Nama Negara
Tingkat Melek Huruf (%)
1.
Argentina
97,2
2.
Filipina
92,6
3.
India
61,0
4.
Malaysia
88,7
5.
Mesir
55,6
Sumber: PBB (UNDP) 2006



Selain 5 indikator tersebut di atas, masih terdapat beberapa indikator untuk
membedakan negara maju dan negara berkembang. Indikator tersebut adalah: tingkat
pendidikan, usia harapan hidup, pengeluaran untuk kesehatan dan lain-lain.