Apresiasi dalam bahasa Indonesia
A. Hakikat Apresiasi
Apresiasi dapat diartikan suatu langkah untuk mengenal,
memahami,
dan menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan
timbulnya
pencelupan atau rasa menikmati karya tersebut dan
berakibat subjek
apresiator dapat menghargai karya sastra yang
dinikmatinya secara sadar.
Karya sastra dapat dikenal atau dipahami melalui
unsur-unsur yang
membangunnya atau disebut dengan unsur intrinsik. Yang
dimaksud
unsur-unsur intrinsik, yaitu tema, plot/alur, tokoh,
watak tokoh, latar,
seting, amanat/pesan, sudut pandang, dan
gaya bahasa. Selain dari unsur
intrinsik dan teks seni berbahasa, juga dapat
diapresiasi dengan menelaah
penggunaan atau pilihan kata serta istilah yang
terdapat dalam teks tersebut.
Termasuk dalam hal ini, mencari kata-kata kunci yang
menjadi penanda
tema teks yang bersangkutan.
Di samping pengamatan terhadap unsur-unsur intrinsik
dan
pemakaian unsur bahasanya, untuk memahami suatu karya
sastra atau
teks seni berbahasa dapat dilakukan pula pengamatan
terhadap unsurunsur
ekstrinsik, yaitu hal-hal yang melatar belakangi
terciptanya teks seni
berbahasa tersebut. Hal-hal tersebut antara lain latar
belakang pengarang,
tujuan penulisan, latar sosial-budaya, lingkungan
kehidupan pengarang,
serta latar belakang pendidikan.
B. Proses Apresiasi
Sebelum melakukan apresiasi, umumnya seseorang memilih
bentuk
karya sastra atau jenis teks seni berbahasa yang
disukai, misalnya bentuk
karya sastra prosa, puisi, drama, atau film. Kesukaan
itu akan melangkah
pada upaya seseorang untuk mengetahui atau memahami
lebih dalam
karya yang dipilihnya. Sebuah karya sastra dapat
disukai dan digemari
oleh seseorang oleh karena karya tersebut dapat memberi
kesan tersendiri
Bahasa
Indonesia SMK/MAK Setara Tingkat 6 Unggul
Kelas XII
yang menimbulkan empati bagi penggemarnya. Hal itu
disebabkan proses
penciptaan karya sastra meliputi hal-hal berikut ini.
1. Upaya mengeksplorasi jiwa pengarangnya yang
diejawantahkan ke
dalam bentuk bahasa yang akan disampaikan kepada orang
lain.
2. Upaya menjadikan sastra media komunikasi antara
pengarang atau
pencipta dan peminat sastra.
3. Upaya menjadikan sastra sebagai alat penghibur dalam
arti merupakan
alat pemuas hati peminat sastra.
4. Upaya menjadikan isi karya sastra merupakan satu
bentuk ekspresi
yang mendalam dari pengarang atau sastrawan terhadap
unsur-unsur
kehidupan. Dengan kata lain, merupakan hasil proses
yang matang
bukan sekadar diciptakan.
Untuk mengapresiasi sebuah karya sastra atau teks seni
berbahasa,
perlu dilakukan aktivitas berupa:
(1) mendengarkan/menyimak
(2) membaca
(3) menonton
(4) mempelajari bagian-bagiannya
(5) menceritakan kembali
(6) mengomentari
(7) meresensi
(8) membuat parafrasa
(9) menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan karya
tersebut
(10) merasakan seperti: mendeklamasikan (untuk puisi )
atau melakonkan
(untuk drama )
(11) membuat sinopsis untuk cerita, dan sebagainya
Selain aktivitas merespons karya sastra seperti
disebutkan di atas,
langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang
diminati secara
umum meliputi hal-hal berikut
1. Menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap
karya sastra
berdasarkan sifat-sifat karya sastra tersebut
2. Menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya
sastra tersebut,
baik unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya
3. Menikmati atau merasakan karya sastra berdasarkan
pemahaman
untuk mendapatkan penghayatan
3. Mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka
mengukur
kualitas karya tersebut
4. Memberikan penghargaan kepada karya sastra
berdasarkan tingkat
kualitasnya
C. Jenis Apresiasi
Dalam tahapan apresiasi tertinggi, seseorang akan dapat
memberikan
penilaian dan penghargaan yang posisif bagi sebuah
karya sastra. Ia pun dapat
memberikan penjelasan secara objektif dan
mempertanggungjawabkan
sikapnya tersebut kepada orang lain. Setelah melakukan
pilihan kepada
sebuah bentuk karya sastra yang menarik pikiran dan
perasaan atau jiwa
seninya, seseorang akan merespons karya tersebut dengan
dua bentuk
sikap atau jenis apresiatif, yaitu apresiasi yang
bersifat kinetik atau sikap
tindakan dan apresiasi yang bersifat verbalitas
Apresiasi bersifat kinetik, yaitu sikap memberikan
minat pada sebuah
karya sastra lalu berlanjut pada keseriusan untuk
melakukan langkahlangkah
apresiatif secara aktif. Misalnya, untuk bentuk karya
sastra berupa
prosa fiksi seperti cerpen dan novel, tindakan
apresiatifnya ialah memilih
cerpen atau novel yang sesuai kehendaknya. Selanjutnya,
membaca dan
menyenangi novel sejenis, menyenangi tema atau
pengarangnya, memahami
pesan-pesannya, jalan ceritanya, serta mengenal
tokoh-tokoh dan watak
tokohnya, bahkan secara ekstrim ada yang berkeinginan
mengindentifikasi
diri menjadi tokoh yang digemari dalam karya prosa
tersebut. Puncak dari
sikap apresiasinya ialah ingin dapat membuat karya
cerpen atau novel
seperti itu. Setidak-tidaknya dapat memberikan komentar
atau tanggapan
tentang hal yang berhubungan dengan novel yang
digemari.
Untuk karya puisi, memerhatikan pembacaan puisi,
menyukai
puisi-puisi tertentu, berusaha memahami makna puisi
yang disukai,
mengenal para penyair jenis puisi yang disukai,
berusaha dapat membaca
puisi dengan baik, dan puncaknya berkeinginan dapat
membuat puisi
sejenis serta menulis tanggapan atau ulasan mengenai
puisi itu. Untuk
karya sastra drama apresiasif kinetiknya menyukai
pementasan drama,
tertentu, mengenal karakter tokohnya, para kru di
belakangnya, dan ingin
melakonkan tokoh tertentu pada drama sejenis. Sekarang
mungkin objeknya
lebih kepada bentuk tayangan film yang memiliki
unsur-unsur yang sama
dengan drama.
Apresiasi bersifat verbal, yaitu pemberian penafsiran,
penilaian, dan
penghargaan yang berbentuk penjelasan, tanggapan,
komentar, kritik,
dan saran serta pujian baik secara lisan maupun
tulisan. Dalam kaitannya
dengan aspek kompetensi menyimak, apresiasi bermula
pada proses
mendengarkan penyampaian karya sastra secara lisan
dengan serius dan
saksama, kemudian berlanjut pada pencapaian
langkah-langkah apresiasi
yang telah dijelaskan di atas. Untuk pembelajaran
tentang apresiasi sastra,
semua bentuk karya sastra yang dapat diperdengarkan
harus dipelajari.
Bentuk
karya sastra tersebut berjenis prosa dan puisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar