Minggu, 07 Oktober 2012

Sumber-sumber ketidakpastian dalam pengukuran


Sumber-sumber ketidakpastian dalam pengukuran
Mengukur selalu menimbulkan ketidakpastian artinya, tidak ada jaminan
bahwa pengukuran ulang akan memberikan hasil yang tepat sama. Ada
tiga sumber utama yang menimbulkan ketidakpastian pengukuran, yaitu:
1. Ketidakpastian Sistematik
Ketidakpastian sistematik bersumber dari alat ukur yang
digunakan atau kondisi yang menyertai saat pengukuran. Bila sumber
ketidakpastian adalah alat ukur, maka setiap alat ukur tersebut digunakan
akan memproduksi ketidakpastian yang sama. Yang termasuk
ketidakpastian sistematik antara lain:
Ketidakpastian Alat
Ketidakpastian ini muncul akibat kalibrasi skala penunjukan angka
pada alat tidak tepat, sehingga pembacaan skala menjadi tidak sesuai
dengan yang sebenarnya. Misalnya, kuat arus listrik yang melewati suatu
hambatan listrik sebenarnya 1,0 ampere, tetapi bila diukur menggunakan
suatu ampermeter tertentu selalu terbaca 1,2 ampere. Karena selalu ada
penyimpangan yang sama, maka dikatakan bahwa ampermeter itu
memberikan ketidakpastian sistematik sebesar 0,2 ampere.Untuk
mengatasi ketidakpastian tersebut, alat harus dikalibrasi setiap akan
digunakan.
Kesalahan Nol
Ketidaktepatan penunjukan alat pada skala nol juga menyebabkan
ketidakpastian sistematik. Hal ini sering terjadi, tetapi juga sering
terabaikan. Sebagian besar alat umumnya sudah dilengkapi dengan sekrup
pengatur/pengenol. Bila sudah diatur maksimal tetap tidak tepat pada skala
nol, maka untuk mengatasinya harus diperhitungkan selisih kesalahan
tersebut setiap kali melakukan pembacaan skala.
Waktu Respon Yang Tidak Tepat
Ketidakpastian pengukuran ini muncul akibat dari waktu
pengukuran (pengambilan data) tidak bersamaan dengan saat munculnya
data yang seharusnya diukur, sehingga data yang diperoleh bukan data
yang sebenarnya. Misalnya, kita ingin mengukur periode getaran suatu
beban yang digantungkan pada pegas dengan menggunakan stopwatch.
Selang waktu yang diukur sering tidak tepat karena pengukur terlalu cepat
atau terlambat menekan tombol stopwatch saat kejadian berlangsung.
Kondisi Yang Tidak Sesuai
Ketidakpastian pengukuran ini muncul karena kondisi alat ukur
dipengaruhi oleh kejadian yang hendak diukur. Misal, mengukur nilai
penguatan transistor saat dilakukan penyolderan, atau mengukur panjang
sesuatu pada suhu tinggi menggunakan mistar logam. Hasil yang diperoleh
tentu bukan nilai yang sebenarnya karena panas mempengaruhi objek yang
diukur maupun alat pengukurnya.
2. Ketidakpastian Random (Acak)
Ketidakpastian random umumnya bersumber dari gejala yang
tidak mungkin dikendalikan secara pasti atau tidak dapat diatasi secara
tuntas. Gejala tersebut umumnya merupakan perubahan yang sangat cepat
dan acak hingga pengaturan atau pengontrolannya di luar kemampuan kita.
Misalnya:
Fluktuasi pada besaran listrik seperti tegangan listrik selalu mengalami
fluktuasi (perubahan terus menerus secara cepat dan acak). Akibatnya
kalau kita ukur, nilainya juga berfluktuasi. Demikian pula saat kita
mengukur kuat arus listrik.
Getaran landasan. Alat yang sangat peka (misalnya seismograf) akan
melahirkan ketidakpastian karena gangguan getaran landasannya.
Radiasi latar belakang. Radiasi kosmos dari angkasa dapat
mempengaruhi hasil pengukuran alat pencacah, sehingga melahirkan
ketidakpastian random.
Gerak acak molekul udara. Molekul udara selalu bergerak secara acak
(gerak Brown), sehingga berpeluang mengganggu alat ukur yang
halus, misalnya mikro-galvanometer dan melahirkan ketidakpastian
pengukuran.

3. Ketidakpastian Pengamatan
Ketidakpastian pengamatan merupakan ketidakpastian pengukuran
yang bersumber dari kekurangterampilan manusia saat melakukan kegiatan
pengukuran. Misalnya metode pembacaan skala tidak tegak lurus
(paralaks), salah dalam membaca skala, dan pengaturan atau pengesetan
alat ukur yang kurang tepat.



Gambar 1. 1 Posisi A dan C menimbulkan kesalahan paralaks. Posisi B
yang benar.
Seiring kemajuan teknologi, alat ukur dirancang semakin canggih
dan kompleks, sehingga banyak hal yang harus diatur sebelum alat tersebut
digunakan. Bila yang mengoperasikan tidak terampil, semakin banyak
yang harus diatur semakin besar kemungkinan untuk melakukan kesalahan
sehingga memproduksi ketidakpastian yang besar pula.
Besarnya ketidakpastian berpotensi menghasilkan produk yang
tidak berkualitas, sehingga harus selalu diusahakan untuk memperkecil
nilainya, di antaranya dengan kalibrasi, menghindari gangguan luar, dan
hati-hati dalam melakukan pengukuran.

3 komentar: